Jumat, 02 Desember 2011

Indonesia Cinta Sehat

By : HDS


            Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 14 November kita baru saja memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN). Hari Kesehatan Nasional sebenarnya diperingati tanggal 12 November, namun tahun ini peringatannya dilaksanakan tanggal 14 November bersamaan dengan Hari Diabetes Nasional (HDS). Hari Kesehatan Nasional ini kita peringati setiap tahunnya pada tanggal 12 November.
Jika kita menilik ke belakang, Hari kesehatan Nasional ini diresmikan pada tahun 1964. Adapun kejadian yang mendahului terbentuknya HKN tersebut adalah berkembangnya malaria di Indonesia. Hal ini terjadi sekitar tahun 1960-an, pada saat itu malaria menjadi salah satu penyakit rakyat yang berkembang dengan cepat dan telah merenggut ratusan ribu jiwa. Berdasarkan penyelidikan dan pengalaman yang menyatakan bahwa penyakit malaria di Indonesia dapat dibasmi, maka penyelesaian masalah ini terus diperbaharui dengan membentuk Dinas Pembasmian Malaria (DPM), yang kemudian diubah menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria (KOPEM) Pada tahun 1963. Pembasmian malaria tersebut ditangani secara serius oleh pemerintah yang dibantu dengan USAID dan WHO. Penyakit malaria tersebut direncanakan musnah dari Indonesia Tahun 1970.
Pada akhir tahun 1963, telah dijalankan penyemprotan rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali dan Lampung, dalam rangka pembasmian malaria dengan racun serangga DDT. Usaha itu juga dilanjutkan dengan usaha surveilans yang berhasil menurunkan ”parasite index” dengan cepat, yaitu dari 15 % menjadi hanya 2%. Kemudian pada tanggal 12 November 1964, penyemprotan nyamuk malaria dilakukan secara simbolis oleh bung Karno selaku Presiden RI, di desa Kalasan, Yogyakarta. Penyemprotan nyamuk tersebut diikuti juga dengan kegiatan pendidikan dan penyuluhan kepada mayarakat. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN), yang setiap tahun terus menerus diperingati sampai sekarang. Sejak itu, HKN dijadikan momentum untuk melakukan pendidikan/penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Dengan adanya Hari Kesehatan Nasional tersebut, ini menunjukkan bahwa Indonesia memandang kesehatan sebagai suatu hal yang esensial atau sebagai kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, Indonesia turut serta dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya demi terciptanya kesejahteraan. Hal ini sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum pembukaan UUD 1945.
            Tema Hari Kesehatan Nasional tahun ini adalah “Indonesia Cinta Sehat”. “Indonesia cinta sehat” memiliki makna yang penting dan mendalam. Indonesia cinta sehat merupakan ajakan atau motivasi sekaligus komitmen dalam mencapai Indonesia sehat. Indonesia pada kalimat “Indonesia cinta sehat” memiliki makna saya, anda, dan kita, atau dengan kata lain seluruh bangsa Indonesia, baik pemerintah maupun rakyatnya.
            Indonesia cinta sehat sebagai motivasi maksudnya adalah pemerintah mengajak/memotivasi seluruh bangsa Indonesia agar mencintai kesehatan, mau dan mampu berprilaku sehat, serta menjaga lingkungan agar tetap sehat. Hal ini juga sejalan dengan amanat Presiden untuk meningkatkan Gerakan Nasional Kebersihan Indonesia. Motivasi ini dimaksudkan agar seluruh rakyat menyadari bahwa peranan terbesar dalam menjaga menjaga kesehatannya adalah dirinya sendiri. Dengan kata lain, setiap insan mampu secara mandiri menjaga kesehatannya agar sebisa mungkin terhindar dari sakit.
            Di samping itu, pemerintah juga menekankan untuk menjaga kesehatan lingkungan, karena berdasarkan teori L. Bloom, lingkungan juga merupakan faktor utama dalam terjadinya penyakit. Menjaga kesehatan lingkungan juga dapat mencegah terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dll.
            Indonesia cinta sehat sebagai komitmen maksudnya adalah pemerintah berkomitmen untuk terus miningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pembangunan yang komprehensif dan berkesinambungan, serta mengupayakan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata. Di samping itu, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk memiliki komitmen dalam menjaga kesehatannya secara mandiri. Walau bagaimanapun masyarakatlah yang memiliki peran terbesar dalam menjaga kesehatannya, sehingga penting memiliki komitmen bagi setiap masyarakat dalam menjaga kesehatan.
PHBS
            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Sepuluh indikator PHBS keluarga adalah :
1.      persalinan ditolong oleh tenaga keseha
2.      memberi ASI eksklusif
3.      menimbang balita setiap bulan
4.      menggunakan air bersih
5.      mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6.      menggunakan jamban sehat
7.      memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8.      makan dengan menu gizi seimbang (makan buah dan sayur setiap hari)
9.      melakukan aktifitas fisik setiap hari
10.  tidak merokok di dalam rumah.
            Adapun beberapa manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah :
1.      setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
2.      rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga
3.      dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga, maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya intervensi, seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.
            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bukan merupakan hal yang baru, tetapi sudah merupakan program pemerintah dari beberapa tahun yang lalu. Namun PHBS masih merupakan strategi yang tepat untuk mencapai Indonesia cinta sehat guna tercapainya visi pembangunan kesehatan, yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga masih merupakan perhatian pemerintah dan menjadi program prioritas, dengan memasukkan PHBS ke dalam indikator pencapaian luaran pemberdayaan masyarakat dan promo kesehatan 2010-2014.
            Untuk itu masih merupakan hal yang penting untuk melakukan penyuluhan secara terus menerus kepada masyarakat tentang PHBS, baik itu pihak Puskesmas, Rumah Sakit, maupun Dinas Kesehatan. Di samping itu, pemantauan terhadap PHBS di setiap rumah tangga secara berkala juga merupakan hal yang tidak boleh dilupakan agar dapat memastikan PHBS di setiap rumah tangga terlaksana, sekaligus menjadi bahan evaluasi terhadap progam PHBS.  
           











0 komentar:

Posting Komentar